SMA N 1 Pakem memiliki beberapa agenda yang menunjang program adiwiyata sekolah. Salah satu program tersebut yakni terkait dengan pengurangan sampah plastik. Tak bisa dipungkiri, keberadaan sampah plastik tak bisa dihindari. Mengutip pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 yang menyatakan bahawa limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Seperti yang kita ketahui, bahawa sampah plastik tak bisa terurai begitu saja, memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya. Hal ini akan berdampak terhadap lingkungan yang menjadi tercemar, termasuk di dalamnya air, tanah, dan udara.

Oleh karena itu, perlunya kesadaran dari seluruh warga sekolah untuk memperhatikan dan menekan penggunaan sampah plastik serta solusi dalam mengatasinya. SMAN 1 Pakem sebagai sekolah perintis Adiwiyata berupaya semaksimal mungkin dalam mewujudkan pembiasaan hidup sehat dan bersih, yang nantinya diharapkan dapat menjadi kebiasaan baik di lingkungan sekitarnya. Tujuan ini tertuang dalam satu program sekolah “SELASIH (Sekolah Sehat dan Bersih”. Selasih merupakan salah satu program sekolah yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Seluruh warga sekolah berperan aktif dan bertanggungjawab dalam pembersihan dan perawatan tanaman di lingkungannya. Sebagai implementasi sekolah sehat, sekolah berupaya meminimalisir penggunaan sampah plastik. Berikut langkah-langkah yang dicanangkan oleh SMAN 1 Pakem dalam mengurangi penggunaan sampah plastik.

1.Mengurangi Pembelian Makanan dan Minuman Kemasan Plastik

Hal ini didukung oleh koperasi siswa (kopsis) SMAN 1 Pakem yang meminimalisir produk makanan atau minuman yang dijual dari kemasan plastik

2.Membawa Pulang Sampah Plastik

Guru, karyawan, dan peserta didik dihimbau untuk membawa pulang sampah plastik yang dihasilkan dari kemasan makanan atau minuman. Langkah tersebut sebagai upaya awal dalm pembiasaan pengurangan sampah plastik.

3.Membawa Botol Minum dan Tempat Makanan

Seluruh warga sekolah dihimbau untuk membawa botol minum dan tempat makanan sendiri. Hal ini didukung oleh fasilitas sekolah dengan pengadaan dispenser dan galon air yang ada di setiap ruangan, baik bagi guru, karyawan, maupun peserta didik.

4.Daur ulang sampah botol plastik

     

Botol plastik terlihat remeh, namun tak disangka bisa juga berdampak pada kerusakan lingkungan jika tidak di daur ulang.

Dalam kegiatan adiwiyata di SMA Negeri 1 Pakem, sampah botol plastik di daur ulang menjadi media untuk menanam tumbuhan. Hal kecil ini menjadi salah satu awal pembiasaan warga sekolah dalam pengurangan sampah plastik.

Berdasarkan langkah-langkah diatas, diharapkan dapat menjadi kebiasaan baik bagi    warga sekolah dalam meminimalisir penggunaan sampah plastik.